(0272) 321936 [email protected]

Profil SD Maria Assumpta Klaten

Kedatangan Suster-suster Ursulin di Kota Klaten membawa arah perubahan yang positif dalam seluruh bidang kehidupan masyarakat. Khusus di bidang pelayanan pendidikan, para suster memulainya dengan memulainya dengan mendirikan sekolah untuk anak-anak. Sekolah yang pertama didirikan dengan menyewa sebuah rmah di Kampung Sikenong dengan uang sewa 5 gulden per bulan. Ternyata ada 105 anak yang akan masuk ke Volksschooltje (kelas 1 sampai kelas 3 Sekolah Rakyat atau Sekolah Dasar pada zaman sekarang) sehingga berdirilah sekolah dengan 3 kelas. Pada tanggal 1 Agustus 1940 adalah hari pertama masuk sekolah (volksschooltje) anak-anak di Kampung Sikenong. Anak-anak menyambut dibukanya sekolah ini dengan antusias.

Proses pendampingan dan pembelajaran yang penuh kasih membuat anak-anak merasa nyaman. Tanggal 18 Agustus 1941 merupakan tanggal bersejarah pula bagi sekolah dasar ini, karena pada saat itu sekolah dipindahkan ke tempat Bu Broto yang berada di depan Biara Ursulin di Jalan Bali Klaten. Di tempat inilah sekolah disempurnakan menjadi 6 kelas.

Perkembangan karya pendidikan suster Ursulin mengalami jatuh bangun dan perjuangan yang tidak ringan. Pada masa pendudukan Jepang para suster harus menutup sekolah. Demikian juga saat Agresi Militer Belanda II. Baru sesudah kemerdekaan Republik Indonesia, proses pembelajaran dapat berjalan normal kembali. Semakin hari keberadaan sekolah semakin disambut baik oleh masyarakat Klaten sehingga masyarakat Klaten banyak yang mempercayakan pendidikan putera-puterinya di sekolah ini. Bertahun-tahun kemudian sekolah

ini dikenal dengan nama SD Maria Assumpta. Seiring perkembangan zaman, keberadaan SD Maria Assumpta banyak mengalami perubahan. Suster-suster Ursulin yang pernah berkarya di SD Maria Assumpta sebagai kepala sekolah, sebagai berikut: Suster Odilia, OSU (1941-1949), Suster Raphaelle, OSU (1949-1957), Suster Faustina, OSU (1957-1960), Suster Prisca, OSU (1960-1965), Suster Clemence Rompas, OSU (1965-1971), Suster Ancilla Sumiyati, OSU(1971-1976), Suster Yovita, OSU (1976-1985), Suster Ancilla Sumiyati (1985-1987), Suster Yosefia Surti, OSU (1987-1993), Suster Benedicta Mardjojo, OSU (1993-1997), Suster Catharina Siti Margiyati, OSU (1997-2004), Suster Lestari, OSU (2004-2009), dan Suster Paulina Ping, OSU (2009-2013). Pada tahun 2001 gedung lama SD mulai dibongkar, dan gedung baru mulai ditempati pada awal tahun 2002 berkat kerja sama dengan para donatur sekolah. Mulai tanggal 14 Juni 2013 hingga sekarang kepemimpinan sekolah tidak lagi dipegang oleh suster, melainkan awam, Dra. Maria Martini kini menjabat sebagai Kepala SD Maria Assumpta.

SD merupakan pondasi dasar dalam jenjang pendidikan yang berkesinambungan. Dalam upaya membantu siswa agar siap menghadapi tantangan di masyarakat dan berperan aktif sesuai kemampuan dan perannya masing-masing, maka SD Maria Assumpta memberikan berbagai macam kegiatan untuk membantu siswa mengembangkan diri secara optimal. Siswa disiapkan tidak hanya dalam segi intelektual yang menjadi dasar bagi siswa untuk mampu bernalar dan bersikap kritis, tetapi juga dalam pengembangan dirinya secara utuh sebagai pribadi. Keutuhan pribadi dibentuk melalui proses pembelajaran yang memperhatikan segi kognitif(pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotorik (keterampilan fisik) dengan didasarkan pada penanaman nilai yang terintegrasi menjadi bekal bagi siswa pada masa yang akan datang. Proses pendampingan, bimbingan, dan latihan dalam berbagai kegiatan yang terencana serta terpadu akan membantu siswa berkembang secara optimal.

Memahami kebutuhan anak usia sekolah dasar akan pentingnya keteladanan untuk pemahaman diri dan relasi yang positif dengan orang lain serta lingkungan maka dalam berbagai kesempatan siswa diajak untuk mampu berfikir, berkomunikasi, berelasi secara positif, dan membangun kerja sama. Melalui kemampuan berkomunikasi yang baik, dengan membiasakan budaya “tomat” (tolong, terima kasih, dan maaf), siswa diharapkan mampu mengekspresikan dirinya dan berbagi dengan orang lain. Siswa juga diajak untuk mengenal jati dirinya sebagai seorang pribadi dalam relasinya dengan orang lain dan lingkungan. Pengenalan diri ini menjadi sangat penting dalam tahapan perkembangan siswa sebagai satu tahapan perkembangan manusia yang utuh melalui keteladanan setiap warga sekolah.

Kematangan pribadi siswa tidak hanya secara intelektual, sosial, emosi tetapi juga matang secara rohani. Oleh karena itu, siswa juga dibekali melalui pengalaman berelasi dengan Tuhan dalam kegiatan rekoleksi dan retret. Pembentukan pengalaman rohani tidak hanya dalam kegiatan rekoleksi dan retret tetapi juga dalam kegiatan rutin harian, melalui kegiatan refleksi harian, baik dalam bidang studi maupun berbagai kegiatan harian lain. Pembelajaran-pembelajaran lewat berbagai macam kegiatan diharapkan mampu membantu siswa tumbuh menjadi pribadi cerdas dan humanis sesuai dengan tema sekolah yang dihidupi sepanjang tahun ini.

Banyak prestasi yang sudah diraih oleh siswa-siswa terbaik SD Maria Assumpta, baik di bidang akademik, seni, dan olah raga, seperti: Olimpiade Sains dan Matematika, Siswa Berprestasi, dan Story Telling, Seni Tari, Kriya Anyam, bercerita, mendongeng, vokal, pantun, dan Kids Athletic. Sedangkan dalam pembangunan karakter, siswa SD Maria Assumpta mampu bersaing dengan sekolah yang lain. Terbukti SD Maria Assumpta mampu menyabet banyak kejuaraan di bidang kepramukaan, baik Pramuka Siaga ataupun SD Maria Assumpta harus terus memperkembangkan diri agar mampu bertahan hidup di tengah tantangan banyaknya sekolah baru yang bermunculan.

Belajar . . . belajar . . . dan belajar . . . . belajar untuk hidup . . . prinsip ini harus tetap kita pegang, hayati, dan laksanakan. Proficiat. Amin.