(0272) 321936 [email protected]

 

Sudah menjadi tradisi puluhan tahun murid murid sekolah Maria Assumpta (MA) untuk pergi ke gereja tiap Jumat Pertama atau pada perayaan hari hari besar gereja.

Murid murid dari TK sampai dengan SMP beriringan bersama menuju gereja. Kakak kakak SMP dan SD menggandeng adik adik Pg Tk.
Sungguh relasi yang baik untuk melatih tanggung jawab seorang kakak kepada adiknya, juga untuk memupuk kebersamaan sebagai keluarga besar Maria Assumpta

Ternyata tanpa disadari kebiasaan jalan kaki ke gereja juga bermanfaat untuk olah tubuh yaitu jalan sehat sekaligus menghirup udara segar.

Sejak th 70 an sampai dengan beberapa saat yang lalu rute yang di lalui adalah keluar lewat pintu samping TK Maria Assumpta terus lewat jembatan kecil menuju kampung sidowayah dimana di kiri kanannya tumbuh pohon bambu yang rindang sambil melihat aktifitas penduduk kampung , anak anak bisa diajari untuk bertegur sapa dan berinteraksi dengan lingkungannya.
Dari kampung sidowayah tak berapa lama murid murid segera sampai ke Gereja Assumpta, gereja yang indah arsitekturnya karya maestro YB Mangunwijaya.
Rute jalan kaki dari sekolah ke gereja tersebut sudah berlangsung berpuluh puluh tahun, setiap alumni MA pasti ingat rute kenangan tersebut.

Sampai pada suatu ketika munculah pemandangan baru disekitar sekolah MA yaitu adanya jembatan penghubung yang terletak di samping SMP MA lebih tepatnya dekat tikungan jalan belakang gedung Ekokapti. Atau kalau kita berada di pertigaan MA dan memandang jalan sebelah kiri SMP MA Jembatan itu akan terlihat di jalan menurun menuju sungai.

Apakah itu jalan pintas Maria Assumpta menuju rumah Tuhan ?

Iya itu jalan pintas Maria Assumpta karena memudahkan akses dari sekolah ke rumah Tuhan yaitu  gereja Maria Assumpta.

Sebagai jalan pintas tentu akan lebih memperpendek waktu. Dan ini menguntungkan karena akan banyak waktu tersisa untuk kegiatan belajar mengajar. Juga murid murid lebih hemat tenaga.
Namun tentu juga ada kekurangannya, tidak terlalu prinsip memang, yaitu murid murid MA kehilangan jalur rimbun dan teduh di rute lama, juga kehilangan interaksi dengan penduduk sekitar.
Juga harus melupakan jalan kenangan untuk suster guru dan karyawan MA yang tentu pasti sudah ratusan kali melewati rute tersebut.

Itulah jalan pintas, namanya jalan pintas tentu lebih cepat mencapai tujuan namun pasti ada kekurangannya juga

Apapun itu terima kasih untuk pihak yang telah membuatkan Jembatan baru di samping MA , kita jadi punya jalan pintas, menuju Rumah Tuhan meninggalkan jalan kenangan yang telah dilalui berpuluh tahun lamanya

Salam Serviam untuk seluruh sahabat Maria Assumpta dimanapun anda berada.