(0272) 321936 [email protected]

Belum lama ini, tepatnya hari Senin dan Jumat, 11 dan 15 Juli 2022, bapak ibu guru SMP Maria Assumpta mendapatkan kesempatan baik untuk mengikuti Pelatihan Disiplin Positif Sekolah Penggerak yang dibawakan oleh tim dari LPA (Lembaga Perlindungan Anak) Klaten. Sebagai sekolah yang menanamkan nilai-nilai kedisiplinan sebagai bagian dari pendidikan karakter, cara-cara penanaman kedisiplinan perlu menjadi perhatian, karena tidak jarang kedisiplinan dijalankan melalui hukuman sebagai konsekuensi dari pelanggaran yang dilakukan peserta didik.

Dalam paparannya, Pak Akhmad Syakur dan tim, penerapan disiplin positif di sekolah membangun kesadaran pada peserta didik untuk menyadari tindakan pelanggaran (misbehave) yang dilakukannya dan memberikan konsekuensi logis yang bersifat membangun dan tanpa ancaman apalagi kekerasan. Tindakan yang diambil sebagai konsekuensi logis, atau dalam hal ini sering disebut sebagai hukuman, tentu berkaitan atau relate dengan pelanggaran yang dilakukan oleh peserta didik.

Yang perlu diubah dalam menjalankan disiplin positif adalah paradigma atau mindset terlebih dulu, baru kemudian disiplin positif tersebut bisa dijalankan. Dalam pelatihan ini, bapak ibu guru juga belajar mengenai apa itu perundungan (bullying), perbedaan antara hukuman dengan disiplin positif, bentuk-bentuk konsekuensi logis, manajemen konflik, dan penerapan disiplin positif di kelas dan di sekolah.

Di dalam implementasi Kurikulum Merdeka, disiplin positif membangun iklim yang baik untuk membentuk karakter peserta didik.