(0272) 321936 [email protected]

Bapak ibu guru di Kampus Maria Assumpta Klaten tak henti-hentinya selalu meng-upgrade ilmudengan menyesuaikan diri terhadap tantangan dan kebutuhan pendidikan terkini. AKM, di dunia pendidikan merupakan hal yang baru, yang dirintis oleh menteri Pendidikan bapak Nadiem Makarim, sebagai gelaran untuk mengetahui dan juga memetakan kompetensi yang dimiliki oleh siswa-siswa di Indonesia. Tidak sedikit dari bapak ibu guru yang bingung mengenai apa yang harus disiapkan untuk menghadapi AKM ini, apakah ada treatment khusus yang harus diberikan ke anak-anak agar sukses AKM, adakah kiat-kiat tertentu agar mendapatkan hasil AKM yang baik dan memuaskan.

Pihak Yayasan, melalui Sr. Veronica Sri Andayani OSU, menyelenggarakan webinar dengan judul : “Siap AKM, Mindset, Pembelajaran, dan Strateginya”. Webinar ini merupakan bentuk kolaborasi antara kampus Maria Assumpta Klaten dengan kampus Regina Pacis Surakarta, dan juga diikuti oleh suster serta bapak ibu guru dari kampus lain.

Menghadirkan bapak Bukik Setiawan, seorang pemikir Merdeka Belajar dan juga penggerak Yayasan Guru Belajar, Founder Komunitas Guru Belajar. Dalam materinya, pak Bukik mengawali pentingnya AKM untuk memetakan bagaimana hasil pendidikan di Indonesia. Krisis pendidikan yang selama ini terjadi karena adanya UN (Ujian Nasional) yang dirasa tidak memberikan manfaat yang signifikan terhadap peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Selanjutnya pak Bukik memaparkan mengenai Miskonsepsi dan Konsep Pembelajaran serta Arah Perubahan Pendidikan Indonesia.

Melalui webinar ini, bapak ibu guru disadarkan untuk menghadapi AKM atau AN (Asesmen Nasional) dengan bijaksana, yakni melaksanakan pembelajaran yang menyiapkan siswa untuk menghadapi AKM. Siswa di dalam pembelajaran, diberikan kompetensi untuk berliterasi dan juga memiliki kemampuan numerasi yang baik, agar dapat menghadapi soal-soal AKM, yang tentunya berbeda dengan soal-soal UN.

Proses pembelajaran perlu diubah, tidak lagi drilling soal-soal, melainkan bagaimana membuat siswa memiliki minat belajar. Orientasi belajar berubah, yang semula berorientasi kepada guru, menjadi berporos pada siswa. Dari yang semula menghabiskan materi yang ada di kurikulum, menjadi bagaimana siswa menemukan relevansi dari apa yang mereka pelajari dengan hidup sehari-hari mereka. Hal ini tentunya sudah sesuai dengan program Integrated Learning yang sudah berjalan di kampus Maria Assumpta, selama 1 tahun lebih ini.

Pada akhirnya, pak Bukik berpesan, tidak ada yang perlu dikhawatirkan mengenai AKM, yang penting, berikan pembelajaran yang baik kepada peserta didik, maka hasil AKM tidak perlu dirisaukan lagi.